SUMBAWA BARAT – Keberhasilan Pemda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menurunkan angka stunting mendapat apresiasi dari Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
“Apa yang sudah dilakukan Pemda KSB kami apresiasi. Saya akan jadwalkan khusus berkunjung ke KSB. Kita akan lihat langsung seperti apa yang sudah dilakukan pemda setempat untuk menurunkan stunting dan kemiskinan ekstrim ini,’’ kata Menko PMK Muhadjir Effendy saat memimpin rapat dan dialog secara daring membahas percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrim yang diikuti Wagub NTB Sitti Rohmi Djalilah bersama 10 kepala daerah se-NTB, Selasa, 28 Februari 2023.
Kerja kolaboratif di lapangan menjadikan KSB sebagai salah satu kabupaten/kota di NTB yang berhasil menurunkan angka stunting dari tahun ke tahun. Data 2020, angka stunting KSB mencapai 33,40 persen, turun menjadi 24,6 persen di 2021. Penurunan kembali terjadi di 2022 menjadi 13,9 persen. Tahun ini ditargetkan bisa turun hingga 6,43 persen dan tahun depan diupayakan turun menjadi 4 persen.
Menko PMK ingin mengetahui secara detail upaya dan kendala yang dihadapi Pemprov NTB bersama 10 kabupaten/kota mengurangi stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrim.
”Kita ingin tahu apa saja yang sudah dilakukan setiap daerah. Termasuk kendala dan masalah yang ditemui di lapangan. Termasuk masukkan dan harapan yang nantinya akan diteruskan ke pemerintah pusat,’’ ujar dia.
Menko PMK menjamin, masukan, saran dan kendala yang dihadapi setiap kabupaten/kota, termasuk Pemprov NTB secara keseluruhan nantinya akan dilanjutkan kepada kementerian terkait. Baik itu Kementerian Kesehatan, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri, dan kementerian lainnya.
”Sebelum ini dilanjutkan ke kementerian terkait, kami ingin mendengar langsung meski sekilas tentang apa saja yang sudah dilakukan pemerintah daerah,’’ jelasnya.
Dia berharap, rapat daring ini bisa menghasilkan sejumlah kesepakatan yang nantinya akan ditindak lanjuti bersama. Effendy juga menegaskan, pemerintah pusat menargetkan angka stunting hingga 2024 menjadi 14 persen lebih. Untuk mencapai target nasional, sambung dia, harus dimulai dari bawah, yaitu pemerintah daerah dan provinsi.
”Program yang dicanangkan presiden ini harus benar-benar mampu kita wujudkan,’’ tambahnya.
Dari Pemda KSB, pertemuan daring ini dipimpin Bupati KSB HW Musyafirin didampingi Wabup KSB Fud Syaifuddin, Ketua DPRD KSB Kaharuddin Umar, Kajari KSB Titin Herawati Utara, dan Ketua TP PKK KSB Hanifah W.Musyafirin bersama pimpinan OPD terkait.
Wabup KSB Fud Syaifuddin menjelaskan, sejumlah hal sudah dilakukan pemda untuk menekan angka stunting maupun penurunan kemiskinan ekstrim.
”Capaian stunting KSB berdasarkan survey SSGI, KSB berada pada angka 13,9 persen. Angka ini berada di bawah Provinsi NTB dan nasional,’’ paparnya.
Wabup berharap, keberhasilan Pemda KSB ini harusnya mendapat apresiasi dari Pemerintah Pusat. Apresiasi sangat penting diberikan sebagai pelecut Pemda KSB maupun kabupaten/kota lain di NTB untuk terus menekan stunting.
”Menurunkan angka stunting ini tidak gampang. Capaian ini diraih karena keterlibatan stake holder terkait. Kerja kolaboratif bersama ASN, TNI/Polri dan masyarakat ini bisa membawa KSB sampai saat ini,’’ terangnya.
Untuk menurunkan stunting, Pemda KSB mengalokasi anggaran yang tidak sedikit. Tahun 2022 lalu, anggaran yang digelontorkan sekitar Rp 113 miliar. Nilai itu di atas 10 persen total APBD keseluruhan.
Selain itu, pemerintah juga telah membentuk 228 posyandu gotong royong. ”Jika Provinsi NTB memiliki posyandu keluarga, kami di KSB ada namanya posyandu gotong royong,” kata dia.
Posyandu ini bukan hanya dijadikan tempat pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Tetapi mencakup semua lingkup dan bidang kebutuhan masyarakat.
”Kerja kolaboratif yang dilakukan pemerintah ini menggunakan instrumen tersendiri melalui Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR),’’ jelasnya.
Selain dukungan anggaran yang cukup besar di Pemda KSB, percepatan penurunan angka stunting ini juga mendapat dukungan dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
”Perusahaan peduli stunting, itu adalah salah satu inovasi yang dilakukan di KSB. Khusus Amman Mineral ini ada sekitar Rp 10 miliar lebih yang dialokasikan untuk mendukung ini,’’ katanya.(adv/diskominfoksb)