oleh

Amman Mineral Fokus Selesaikan Proyek Smelter

SUMBAWA BARAT – PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) menyesuaikan rencana kerja proyek pembangunan fasilitas pemurnian mineral (smelter) tembaga. Hal ini seiring dengan persetujuan dari Kementerian ESDM terkait perubahan rencana pembangunan smelter.

“Saat ini Amman fokus dalam pengembangan pembangunan fasilitas peleburan dan pemurnian, terutama dalam
penyesuaian proyek karena dampak Covid-19,” kata Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau, Senin (15/2/2021).

Pembangunan smelter kini berkejaran dengan waktu, mengingat dalam Undang-Undang Minerba teranyar disebutkan batas waktu ekspor mineral mentah dan olahan hingga 2023. Artinya, sejak saat itu hanya mineral hasil pemurnian yang diizinkan diekspor. Oleh sebab itu, smelter harus rampung pada 2023 mendatang.

Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Rachmat Makkasau.

AMNT mengajukan perubahan rencana pembangunan smelter pada April 2020 silam. Namun, AMNT bukan satu-satunya perusahaan yang mengajukan perubahan rencana smelter. Perusahaan lain yang turut mengajukan, yakni PT Freeport Indonesia. AMNT kala itu menyampaikan perubahan tenggat waktu penyelesaian smelter mundur 18 bulan, sementara Freeport mengajukan penyesuaian target smelter hingga 12 bulan yang seharusnya rampung pada 2023 menjadi 2024.

AMNT sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Pada Februari 2017 silam, AMNT beralih status dari kontrak karya menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK). AMNT menjadi perusahaan tambang tembaga pertama yang beralih menjadi IUPK. Smelter AMNT mulai dibangun sejak April 2017 silam dengan kapasitas 1,3 juta ton konsentrat yang ditargetkan rampung pada 2022.

Smelter AMMT dapat memproses konsentrat tembaga baik dari tambang Batu Hijau, maupun suplai potensial dari tambang Elang yang saat ini dalam tahap eksplorasi, dan sumber pemasok konsentrat lainnya. Sedianya kapasitas smelter mencapai 2-2,6 juta ton konsentrat lantaran bekerja sama dengan Freeport Indonesia. Namun, kerja sama itu kini sudah berakhir, sehingga desain smelter yang digunakan kapasitas 1,3 juta ton.

Sumber: BeritaSatu.com