SUMBAWA BARAT – Politisi dan tokoh lingkar tambang, Muhammad Saleh, SE menyebut komunikasi management Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) ngawur alias asal bunyi menjelaskan program sosial Impack kepada publik.
Pernyataan, Muhammad Saleh itu merespon laporan Head Of Coorporate Communication AMNT, Kartika Octaviana, di media online bahwa tanggung jawab sosial perusahaan sudah dijalankan melalui program reklamasi dan pengolahan serabut kelapa 400 ton untuk kepentingan lokal.
“Orang AMNT ini gak faham prosedur komunikasi kepada masyarakat. Gak faham, apa itu CSR. CSR itu perintah undang undang dan tanggung jawab perusahaan untuk eksternal atau dampak diluar operasi pertambangan. Reklamasi itu tanggung jawab operasional perintah undang undang pertambangan serta lingkungan hidup. Beda dengan CSR,” protesnya.
Sikap ngawur management AMNT ini memicu instabilitas dan ketidak pastian informasi, berapa, untuk apa dan bagaimana prosedur dan program CSR itu dijalankan selama ini. Jika dulu, PT.NNT, CSR nya sebatas rencana dibahas dengan otoritas pemerintah dan DPRD. Terbuka sehingga masyarakat dan pemerintah tahu. Tapi AMNT gak jelas.
Muhammad Saleh anggota fraksi PDI P DPRD Sumbawa Barat mewakili warga lingkar tambang kecewa dengan perusahaan nasional itu karena justru tidak punya komitmen dan kepekaan terhadap kepentingan lokal.
“Katanya ada serabut kelapa yang diolah. Jumlahnya ratusan ton. Itu kata management melalui Kartika Octaviani. Mana ada keterlibatan sumberdaya lokal?. Itu dari luar daerah serabutnya. Kenapa Kartika tidak ekspose berapa pekerja lokal yang terlibat dan dilibatkan?. Hitung dampak ekonomi dan perputaran uangnya. Ada gak UKM yang terlibat dan berapa?. AMNT ngawur,”terangnya.
Sebagai politisi dan Anggota DPRD dapil tiga lingkar tambang, Muhammad Saleh kerap mengkritisi kebijakan tidak jelas AMNT. Dari soal rekrutmen yang ribet, penggunaan dana CSR yang seharusnya mampu membuka lapangan kerja baru hingga tingginya angka pengangguran.
Ia setuju dengan otoritas sipil pentolan LSM GERAM Sumbawa Barat yang meminta ada audit khusus dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI mengenai penggunaan CSR AMNT.
“Bagaimana mungkin CSR nya besar sementara pencari kerja ke tambang berjubel dari tahun Ketahun. Apa fungsi CSR itu. lokal mati dan tidak banyak berkembang. Mestinya, AMNT menciptakan multi player efek ekonomi baru dong. Misalnya UKM yang banyak tumbuh dan produk yang punya nilai tambah baru bahkan sampai ekspor. Itu baru jelas,” demikian, Muhammad Saleh.