oleh

Mengais Rezeki dengan Jualan Jajan Keliling di Lingkar Tambang

SUMBAWA BARAT – Setiap sore, deru kendaraan terdengar memecah suasana tenang di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

Puluhan, bahkan ratusan karyawan tambang dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) tampak meninggalkan area kerja mereka, kembali ke tempat tinggal masing-masing. Sebagian memilih bersantai sejenak di pinggir pantai, menikmati hembusan angin dan pemandangan senja.

Di sela-sela keramaian itulah, sosok ibu paruh baya berjalan perlahan menyusuri bibir pantai dengan jajanan yang dipikul di atas kepala dan tangannya. Marsitah (55), warga Maluk, sudah lebih dari dua dekade mengais rezeki dengan berjualan jajanan keliling di sekitar lingkar tambang.

“Saya setiap sore hari jualan jajanan kayak kacang asin, telur puyuh rebus dan jajanan lainnya, tapi hanya hari Jumat saja saya libur,” ujarnya sambil tersenyum, saat ditemui Minggu malam (8/6/2025).

Marsitah bukan hanya penjual, ia adalah saksi hidup atas perkembangan wilayah lingkar tambang sejak puluhan tahun silam. Sejak suaminya meninggal, ia menggandakan semangat bekerja demi membesarkan keempat anaknya.

“Kayaknya lebih dari 20 tahun saya di sini. Saya jualan untuk menghidupkan diri dan anak-anak saya. Setelah suami saya meninggal, saya semakin giat bekerja,” tuturnya lirih, namun mantap.

Setiap sore, ia memikul dagangannya yang sederhana kacang asin, telur puyuh, dan aneka jajanan lainnya menawarkan kepada para pekerja tambang yang sedang beristirahat di pinggir pantai. Hasilnya tak menentu, namun baginya cukup.

“Anak saya empat, ada yang sudah kerja, ada juga yang kuliah, dan juga masih ada yang sekolah. Dari hasil itu saya bisa kuliahkan mereka,” katanya bangga.

Pendapatan hariannya berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp200 ribu. Tidak besar, tetapi cukup untuk membiayai kehidupan dan pendidikan anak-anaknya. Tak sekali pun ia mengeluh, meski harus berjalan berjam-jam dan pulang hingga larut malam.

“Sabtu dan Minggu biasanya saya lama lah, karena sebagian karyawan libur dan menghabiskan waktunya di pantai,” ucapnya.

Menurut Marsitah, geliat industri tambang di Maluk justru membawa berkah tersendiri baginya. Meningkatnya jumlah karyawan tambang berarti bertambah pula peluang pembeli jajanan miliknya.

“Alhamdulillah dari banyaknya pegawai tambang ini, jadi saya dapat kecipratan-nya, karena jualan saya juga ramai yang beli,” ujarnya sambil tertawa kecil.

Hingga kini, di usianya yang tak lagi muda, Marsitah tetap semangat. Ia tidak hanya menjual makanan ringan, tapi juga menyimpan harapan besar dalam setiap langkahnya.