oleh

Eks Bupati KSB: 95 Persen Pendukung Prabowo di NTB Beralih ke Anies Baswedan

Kalau kita ingin perubahan dari apa yang ada hari ini, ya pilih Pak Anies. Enggak ada pilihan lain.

SUMBAWA BARAT – Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto bakal kehilangan pendukungnya di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Pilpres 2024 mendatang. Karena masyarakat di provinsi yang menjadi basis Prabowo pada dua kali Pilpres sebelumnya ini sudah beralih ke calon presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan.

Demikian disampaikan mantan Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, (KSB), Lalu Zulkifli Muhadli, dalam podcast di kanal YouTube @The Spokesperson ID, Rabu, 15 November 2023.

“Tahun 2014, tahun 2019 itu Pak Probowo menang mutlak di seluruh kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Barat. Nah, pada tahun 2024, beberapa tahun sebelumnya setelah Pak Anies muncul, Pak Prabowo belum muncul, belum ada berita Pak Prabowo akan muncul menjadi calon presiden,” jelasnya.

“Begitu Pak Anies muncul, hampir 95 persen tokoh-tokoh pendukung Pak Prabowo tahun 2014-2019 sudah menjadi tim Pak Anies sampai sekarang ini. Ketika Pak Prabowo muncul, mereka sudah berada di timnya Pak Anies,” sambung Bupati Sumbawa Barat dua periode, 2005-2015 ini.

Besarnya dukungan masyarakat NTB kepada Anies Baswedan karena menginginkan perubahan. Dia menegaskan perubahan adalah sebuah keniscayaan. Terlebih setelah Indonesia dipimpin Presiden Joko Widodo selama dua periode dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

“Dari sosok calon presiden yang ada, kita hanya melihat ada dua kubu. Kubu yang ingin mempertahankan apa yang sudah ada, dan kubu yang ingin mengubah. Saya kira rakyat Indonesia cenderung ingin perubahan. Kalau kita ingin perubahan dari apa yang ada hari ini, ya pilih Pak Anies. Enggak ada pilihan lain,” ucapnya.

Pendiri sekaligus Rektor Universitas Cordova Sumbawa Barat ini sendiri menilai banyak yang harus diubah dari pemerintahan saat ini. Misalnya kebijakan terkait utang, yang bayi yang baru lahir langsung menanggung utang sebesar Rp28 juta.

“Dan untuk membayar bunga utang saja setiap tahun itu kita harus mengambil APBN kita ratusan triliun. Ini akhirnya berimplikasi pada naiknya pajak, berkurangnya subsidi BBM. Tanggal 1 Oktober kemarin kan BBM kita naik. Kebetulan saya ngerti karena saya punya pompa bensin. Jadi saya tahu setiap ada perubahan harga itu,” jelasnya.

Hal inilah yang membuat masyarakat sangat mengeluh, lanjutnya, sehingga menginginkan adanya perubahan pada Pilpres 2024 mendatang.