oleh

Fraksi PKB DPRD KSB minta Pemkab Tangani Cepat Temuan PMK Ternak

JAKARTA – Fraksi PKB DPRD Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) meminta pemerintah daerah bergerak cepat menangani temuan penyakit mulut dan kaki (PMK) pada sejumlah hewan ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Sumbawa Barat.

“Adanya temuan penyakit kaki dan mulut pada ternak sapi ini harus segera diantisipasi dengan cepat, sehingga tidak menyebar ke mana-mana,” kata Anggota Fraksi PKB DPRD KSB Sudarli, S.Pd melalui saluran telfn, Minggu (13/11).

Politisi PKB asal Dapil III ini khawatir apabila wabah itu tak segera dituntaskan, maka dapat berdampak terhadap rantai pasokan daging, terlebih saat menghadapi hari besar ummat islam.

“Jadi, kalau sudah ada terjadi temuan kasus,harus ada peraturan khusus yang mengatur keluar  masuknya hewan ternak dari luar KSB, ini sebagai bentuk pencegahan,” ujar anggota Fraksi PKB DPRD KSB.

Politisi senior Partai Kebangkitan Bangsa, meminta Dinas terkait melalui Poskeswan Kecamatan untuk aktif turun lapangan memberikan solusi terbaik terhadap keluhan masyarakat yang hewan peliharaannya yang sudah terjangkit penyakit PMK tersebut.

“Harus segera dikendalikan. Kalau bisa diobati ya diobati. Bila perlu berikan pelayanan gratis kepada petani ternak yang menerut mereka jika biaya pengobatan atau suntik itu, Rp. 50.000, per hewan, kalau bisa di garatiskan terhadap kami petani ternak yang tidak mampu,” tegas Cak Darl, sapaan akrabnya.

Menurutnya Cak Darli, Kita tahu banyak di antara masyarakat kita yang ekonominya bergantung pada hasil ternak hewan sapi, kerbau dan kambing. Makanya, langkah-langkah cepat dan proteksi dari pemerintah diperlukan untuk mencegah penyebaran PMK ini,” tutup Cak Darli yang juga Ketua PKB Kabupaten Sumbawa Barat.

Sebelumnya, Sebaran virus Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terus bertambah secara pesat. Data Dinas Pertanian (Distan) setempat, per 7 Oktober 2022 total jumlah ternak yang terdeteksi telah terpapar sudah mencapai 3.332 ekor.

Tidak saja dari sisi jumlah, secara kewilayahan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Aphthovirus dari famili Picornaviridae ini juga meluas. Pertama ditemukan di kecamatan Taliwang, kini virus itu sudah meluas ke tiga kecamatan lainnya, yakni di kecamatan Poto Tano, Seteluk dan Brang Rea. Yang status zero (nol) kasus sementara ini, Sekongkang, Maluk, Jereweh dan Brang Ene.