JAKARTA – Harga minyak mentah dunia yang berada di atas level US$ 70 per barrel saat ini memberikan dampak bagi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia. Sebelumnya harga Pertamax Turbo dan Pertamina Dex sudah naik duluan di bulan September 2021, jika harga Minyak Mentah terus di level tertinggi maka harga BBM Pertalite bisa saja naik atau subsidi dari Pemerintah yang naik.
Pertamina telah melakukan penyesuaian harga untuk dua produk bahan bakar BBM non subsidi, yaitu Pertamax Turbo dan Pertamina Dex. Harga baru kedua produk ini berlaku sejak tanggal 18 September 2021 yang lalu. Untuk Pertamax Turbo RON 98, terdapat penyesuaian harga dari sebelumnya Rp 9.850 menjadi Rp 12.300 per liter. Untuk Pertamina Dex dari sebelumnya Rp 10.200 menjadi Rp 11.150 per liter untuk wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5%.
Penyesuaian harga ini dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Harga Minyak Mentah Dunia Cetak Rekor Tertinggi
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan minyak AS, melewati USD 80 per barel pada hari Jumat untuk pertama kalinya sejak November 2014. Ini dikarenakan permintaan rebound sementara pasokan tetap ketat.
Soal harga minyak ini, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengaku akan mempengaruhi langsung terhadap kinerja PT Pertamina (Persero). Bisnis Pertamina dari sisi hilir, khusunya penjualan BBM, akan semakin rugi.
“Pertamina ini kan sejak 2020 untuk Pertalite dan Pertamax tidak ada penyesuaian harga, padahal harga minyak sudah naik hampir dua kali lipat. Hal ini tentunya Pertamina akan semakin menanggung beban,” kata Mamit dilansir dari Liputan6.com.
Itu dari sisi hilir, untuk dari sisi hulu, justru Pertamina akan diuntungkan dari naiknya harga minyak tersebut. Hal ini tentunya bisa menjadi poin untuk melakukan subsidi silang dengan bisnis hilirnya yang tertekan.
“Pertamina ini bagusnya kan bisnisnya dari hulu hingga ke hilir, jadi bisa subsidi silang. Oleh karena itu, kita harapkan pada akhirnya Pertamina tetap untung hingga akhir tahun nanti,” tegasnya.(red)