SUMBAWA BARAT – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) mulai melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka, namun sebagai uji coba hanya pada wilayah kecamatan Jereweh dan kecamatan Brang Ene dengan jumlah 14 Sekolah Dasar (SD) dan 4 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Kami sudah mendapat persetujuan dari Bupati KSB untuk melaksanakan uji coba pembelajaran (Simulasi, red), karena untuk dua kecamatan itu sekarang ini masuk zona hijau penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19),” kata Sekretaris Dikbud, Agus S.Pd, MM, saat ditemui wartawan diruang kerjanya, Jum’at (11/9)lalu.
Agus mengatakan bahwa simulasi pembelajaran akan mengacu pada standar penerapan protokol kesehatan, jadi mulai dari kehadiran siswa, aktifitas belajar sampai pulang akan diawasi secara ketat.
“Maksimal siswa ada dalam lingkungan sekolah selama 4 jam dengan jumlah 50 persen dari jumlah siswa, tidak mengenal waktu istrahat diluar ruangan,” lanjutnya.
Ditambahkan Lutpiah Ruswati M.Pd selaku kabid pembinaan SMP, semua sekolah yang akan melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka telah dipastikan memiliki sarana serta fasilitas dalam penerapan protokol kesehatan, dimana tersedia tempat cuci tangan pada setiap ruang kelas dan memiliki alat pengukur suhu (termogun).
“Kami sudah melakukan pengecekan untuk melihat langsung fasilitas yang tertuang dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) pembelajaran tatap muka,” akunya.
Diakui juga oleh Lutpiah bahwa persetujuan orang tua juga termasuk syarat untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.
“Hasil koodinasi terakhir yang kami lakukan bahwa sekolah yang ada di kecamatan Brang Ene dan Jereweh sudah mendapatkan izin dari orang tua siswa terkait rencana pembelajaran tatap muka,” ungkapnya.
Untuk kita ketahui, ada empat syarat dalam pelaksanaan Simulasi pembelajaran tatap muka, yakni pertama, Wilayahnya harus berstatus Zona Hijau atau Zona Kuning. Kedua, pihak sekolah perlu menyediakan beberapa hal seperti tempat cuci tangan di masing-masing ruang kelas dan alat pengukur suhu. Ketiga, para siswa harus diberikan izin oleh orang tua atau wali untuk mengikuti kegiatan tersebut. Keempat, mendapatkan persetujuan pelaksanaan Simulasi dari kepala daerah. (*/adv)