SUMBAWA BARAT – Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Dr. Ir. H. W. Musyafirin,MM menyebutkan bahwa saat ini Pemerintah KSB sudah berusaha dengan maksimal dalam rencana pembangunan pabrik pengolahan kosentrat tambang atau Smelter yang berada di Kecamatan Maluk.
Hal tersebut diungkapkan Bupati dalam salah satu kesempatan bertemu dengan masyarakat Kecamatan Maluk pada Kamis (20/8) kemarin.
“Kita berkewajiban untuk membantu dalam proses pembangunan smelter ini agar dapat berjalan dengan lancar,” ungkapnya.
Sebagai daerah tempat akan dibangunnya smelter, pemda sudah menunjukkan upaya kerja keras. Bahkan Bupati sendiri sudah dipanggil oleh Presiden, DPR RI terkait pembangunan smelter, dan amanah yang diberikan sudah dipenuhi.
“Semua hal yang memungkinkan kita berusaha membantu. Kita fasilitasi semua persoalan yang terjadi di lapangan,” katanya.
Terkait masalah pembebasan lahan, Bupati menegaskan bahwa dalam proses pembebasan lahan, semuanya sudah tuntas dan memenuhi syarat
Pemerintah Daerah sudah melakukan pertemuan dengan berbagai pihak untuk proses pembebasan lahan tersebut. Terkait adanya masyarakat yang masih belum setuju, peran semua pihak termasuk lembaga adat Maluk sangat penting untuk membantu Pemda memfasilitasinya.
“Prinsipnya smelter pasti dibangun karena akan memberikan banyak manfaat khususnya bagi masyarakat Maluk,” ungkap Bupati.
Smelter ini merupakan pabrik pengolahan konsentrat pertama yang dimiliki AMNT.
Pembangunan smelter pun terus bekerja mengawal dan memastikan pembangunan smelter tetap sesuai jadwal.
Sebagai bukti keseriusan akan dibangunnya smelter, Pemerintah Pusat sudah menetapkan Peraturan Presiden nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN dimana didalamnya ditetapkan Kecamatan Maluk sebagai Kawasan Industri, ditambah lagi dengan telah tuntasnya proses pembebasan lahan untuk kawasan Smelter.
Masa kontruksi diperkirakan berjalan hingga 2,5 tahun. Smelter bakal beroperasi awal pada 2022, setelah itu pada akhir 2023 baru bisa benar-benar beroperasi penuh.
Untuk kapasitas full operation Smelter nanti dapat mencapai 1,3 juta ton per tahun.(SP)