MATARAM, SP – Memasuki musim penghujan dan cuaca yang cenderung lembab di wilayah Nusa Tenggara Barat memicu berkembangnya nyamuk aedes aegypty. Untuk itu, masyarakat diminta waspada terhadap penyakit demam berdarah dengue atau DBD di tengah pandemi Covid-19.
“Berdasarkan data mulai bulan Januari, Februari dan Maret, pada musim hujan akan terjadi peningkatan DBD, hal ini disebabkan karena pada musim hujan tempat perindukan nyamuk Aedes akan bertambah,” kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Kesling Dinas Kesehatan NTB I Gede Dewa Oka Wiguna, Jumat (8/1/2021).
Data Dinas Kesehatan Provinsi NTB mencatat, pada Januari-November 2020, jumlah kasus DBD mencapai 4.495; dengan angka meninggal 13 orang. Kasus DBD paling banyak terjadi di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 1.550 kasus dengan 5 orang di antaranya meninggal. Disusul Kota Mataram 775 kasus, Lombok Timur 524 kasus, Lombok Utara 433 kasus, Sumbawa 381 kasus. Kemudian Kota Bima 245 kasus dengan 5 orang di antaranya meninggal.
Selanjutnya Kabupaten Dompu 183 kasus dengan 1 orang meninggal, Kabupaten Lombok Tengah 165 orang, Kabupaten Bima 140 kasus dengan 2 orang meninggal. Terakhir Kabupaten Sumbawa Barat 95 kasus.
“Itu data kasus di kabupaten/kota sampai November sedangkan bulan Desember baru dua kabupaten yang masuk. Yakni Lombok Barat bertambah 58 orang dan Sumbawa tambahan kasus 20 orang di Desember,” terangnya.
Oka menambahkan, pihaknya sudah berupaya menekan angka kasus DBD di semua wilayah NTB, terutama Januari ini.
“Langkah-langkah sudah dilakukan terutama pada IR yang tinggi melalui penyuluhan dan sosialisasi untuk 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur),” katanya.
Oka juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada, terlebih di saat musim hujan saat ini.
“Waspada dan masyarakat mau melakukan 3M, menguras, menutup dan mengubur tempat perindukan nyamuk di rumah masing masing,” imbaunya.(red)