BRANG REA – Politisi muda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Kondy Pranata menyebut dua alasan utama bagi masyarakat untuk memilih pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, HW Musyafirin – Fud Syaifuddin (Firin – Fud) untuk melanjutkan kepemimpinan di Sumbawa Barat dan alasan utama pula kenapa masyarakat harus menolak kolom kosong (Koko).
Dalam orasinya yang atraktif dan penuh semangat di kegiatan kampanye terbatas calon wakil bupati di Dusun Ronges, Desa Rarak Rongws Kecamatan Brang Rea, Jum’at 16 Oktober 2020, Kondy Pranata yang juga anggota Komisi I DPRD KSB, menegaskan, alasan pertama kenapa masyarakat harus memilih Firin – Fud, karena program-program pro rakyat yang telah dilaksanakan di periode pertama dan akan dilanjutkan kembali di periode berikutnya.
“Program beliau berdua ini sangat pro kepada masyakarat. Pro kepada petani, pro UMKM, pro Lansia dan Disabilitas. Dan program yang jarang ada di negara kita adalah program BPJS gratis. Silahkan keliling ke seluruh Indonesia. Tidak ada BPJS gratis yang ditanggung oleh daerah, hanya ada di Sumbawa Barat,” beber Kondy.
Alasan kedua, sambungnya, karena perhatian besar yang telah ditunjukkan oleh pasangan Firin – Fud dalam hal pengalokasian anggaran untuk pembangunan insfrastruktur di desa. Desa Rarak Ronges, telah di hotmix. Begitu juga di desa lain. Tidak ada desa terisolir sekarang di KSB karena semua jalan kabupaten menuju semua desa sudah dihotmix.
“Ini jarang terjadi di daerah lain. Maka tentu menjadi hal yang wajib bagi kita semua untuk kita bersyukur. Kenapa? karena memang sangat besar keberpihakan dan perhatian pasangan ini untuk wilayah kita. Ini bukan teori, ini bukan janji, ini bukti yang sudah kita semua rasakan,” ujarnya disambut yel – yel lanjutkan dari warga setempat.
Kondy mengakui tidak menutup kemungkinan diantara warga Rarak Rungos dan KSB umumnya, yang kecewa terhadap dirinya selaku wakil rakyat, kecewa terhadap pasangan Firin – Fud, kecewa terhadap agen (PDPGR) atau kecewa terhadap pemerintah yang dilampiaskan dengan mendukung kolom kosong (Koko). Tapi Kondy memastikan bahwa pendukung Koko hanya banyak muncul di media sosial. Sementara di lapangan, termasuk di Rarak Ronges, ia menyatakan tidak ada.
Pernyataan Kondy diamini secara kompak oleh masyarakat yang hadir di arena kampanye, dengan komitmen siap menolak kolom kosong. Karena apa harus ditolak ? ada alasannya, bukan asal tolak. Pertama kolom kosong tidak ada wujud, tidak ada orangnya. Tidak usah bicara programnya, orangnya saja tidak tidak ada dan sulit akan kita minta pertanggungjawabannya ketika menang kolom kosong. Saya yakin warga Rarak Ronges cerdas dan sudah teruji dan terbukti.
“Tapi kalau ada teman kita yang dukung Kolom kosong, dikasi pengertian, diberi pemahaman, diajak saja bergabung untuk memilih pemimpin yang nyata, teruji dan terbukti. Kalau tetap tidak mau, ya sudah, tinggalkan!. Karena kalau orang yang sudah benci, apapun yang kita jelaskan, tetap tidak akan berubah menyukai. Apapun yang kita lakukan, hasilnya dilihat dirasakan, tapi tetap saja jelek di mata mereka. Karena hatinya sudah tertutup kebencian,” tandas Kondy.(SP)