oleh

Laporan FGPI ke Komnas HAM, AMANAT: Terima Kasih Atas Hiburannya di Siang Bolong

SUMBAWA BARAT – Toniman Alkasym salah satu anggota dari Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT) menanggapi sikap Forum Gerakan Peduli Investasi (FGPI), Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) atas laporanya ke Komnas HAM beberapa hari lalu terkait gerakan AMANAT.

Pria dengan rambut Gimbal yang akrab disapa Tonjes itu menyikapi laporan FGPI tersebut dengan tertawa terbahak-bahak dan santai. Tonjes juga mengungkapkan gerakan dari FGPI sangat mudah untuk dibaca publik, apalagi siapa saja orang dalam FGPI, dan simbol pejabat publik mana yang ada, itu sangat mudah dibaca.

“Ini kan gerakan yang demo kontra AMANAT di Gate Benete dan Kantor Camat belum lama ini. Dan FGPI salah satu LSM yang diundang oleh PT. AMNT dalam acara sosialisasi rencana Induk PPM 2023,” ucapnya.

Tidak sampai disitu, Tonjes juga menyampaikan, yang menjadi sangat lucu dan aneh untuk diketahui publik, bahwa yang dilaporkan AMANAT itu adalah PT. AMNT, kenapa malah yang datang FGPI ingin meluruskan dan melaporkan AMANAT.

“Mungkin teman-teman dari FGPI perlu banyak baca regulasi lah, masa kelas FGPI tidak tahu Komnas Ham tugas dan fungsinya apa, itu bukan lembaga tempat mengadukan LSM atau tempat cari muka,” ujarnya dengan santai.

Terakhir Tonjes menjelaskan, sebelumnya Divisi Humas FGPI pernah mengungkapkan di beberapa media online bahwa pelaporan ke Komnas HAM demi meluruskan tuduhan dari AMANAT, bahwa ada pelanggaran HAM.

“Kok FGPI justru sibuk memposisikan diri sebagai perusahaan, ini cukup menggelitik. Publik mesti tahu juga, FGPI ini lembaga peduli investasi atau memang lembaga yang hanya fokus dengan kontra AMANAT? Bukannya sibuk memastikan investasi di KSB sesuai aturan dan menertibkan perusahaan-perusahaan ilegal yang bergerak dalam konsesi AMNT, agar di KSB lahir kondisi investasi yang bersih dan sehat demi kemajuan daerah. Ini kok malah sibuk kontra dengan AMANAT,” pungkasnya.

Selain Tonjes, anggota AMANAT lainya, Izzudin juga mengapai terkait pertemuan dengan Sekjen ESDM dan di Komnas Ham. Ia mengatakan, perlulah publik juga diperlihatkan dokumentasinya telah menemui siapa, karena dalam pemberitaan kemarin tidak terlihat sama sekali.

“Jangan-jangan kami menduga ini hanya untuk membuat oknum-oknum senang dengan bermodal foto depan Komnas Ham,” sindirnya.

Judin sapaan akrabnya juga mempertanyakan sosok tangan misterius yang muncul dalam pemberitaan. Dirinya mengatakan mungkin hanya kebetulan ketiga aksesoris tersebut sama dengan salah satu pejabat publik di KSB.

“Setahu saya beliau paling lantang kalau bicara urusan rakyat, terlebih tidak mungkin sekelas beliau memposisikan diri sebagai tukang foto. Jadi tidak perlu dibesar-besarkan,” tandasnya.

Diakhir, Ketua AMANAT, Muh. Erry Satriyawan,.SH,.MH,.CPCLE saat dimintai tanggapan terkait gerakan FGPI, ia tidak banyak bicara, karena itu merupakan hak setiap warga negara. Biar publik saja yang menilai. Terkait progres di Komnas HAM justru dirinya menyarankan PT. AMNT segera saja penuhi surat kedua yang sudah dilayangkan Komnas HAM, demikian juga ESDM segera saja jawab laporan dari AMANAT.

“Kami lebih fokus beberapa hari kedepan untuk menyiapkan laporan dugaan tindak pidana perbankan dan penyebaran data pribadi secara melawan hukum. Alhamdulilah saya sudah mengantongi nama-nama yang memegang data pribadi saya dan bersumber dari cabang mana. Nanti kita lihat saja proses hukumnya,” Tutup Ery Satriawan.