SUMBAWA BARAT– Kalangan civitas akademika Kampus Universitas Cordova (Undova) di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, menangkap pembangunan Smelter di daerah itu merupakan bagian dari dukungan pemerintah pusat.
“Ini peluang ekonomi strategis yang diberikan pusat kepada daerah kita. Akan ada pertumbuhan disemua lini. Seharusnya kita memanfaatkan ini dengan konstruktif,” kata, Akheruddin, S.Pd, M.Pd, dosen yang juga ketua Lembaga Riset Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LRP2M) Undova, dalam sebuah diskusi publik, yang digelar, Rabu (10/8).
Akheruddin menyampaikan itu dalam sebuah diskusi publik bertajuk, ‘membedah manfaat Smelter bagi kesejahteraan masyarakat’. Diskusi ini berlangsung paralel yang diikuti lebih dari lima puluh orang mahasiswa dan organisasi kepemudaan.
Ia menegaskan, akademisi mendukung mahasiswa memiliki pandangan maju dan startegis kedepan. Merencanakan perubahan dan mempersiapkan diri sejak dini. Menurutnya, Smelter merupakan wacana yang sangat bagus untuk merencanakan kesiapan skill dan visi terhadap kebutuhan yang bakal diserap Industri baru.
“Kita harus bangun budaya Intlektual yang baik dan kokoh sehingga ilmu yang dimiliki, dapat diterapkan dan dibutuhkan dunia kerja,” terangnya.
Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Tenaga Kerja (Penta) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sumbawa Barat, Tohiruddin,SH menegaskan pemerintah berusaha membuka kanal rekrutmen tenaga kerja setransparan mungkin. Tahapan rekrutmen hingga tehnis dan supervisi proses rekrutmen dapat diakses dengan mudah.
Tohir menyebut, pihaknya telah membuat aplikasi online ‘Sipkanti’. Basis data jobfair. Perusahaan yang membuka lowongan hingga bagaimana persyaratan serta mekanisme pendaftaran. Semuanya bisa dilihat dan terpantau dalam satu aplikasi online berbasis digital.
“Pemerintah bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana untuk memudahkan data serap tenaga kerja. Karena itu kita sangat membutuhkan peluang pembangunan Smelter untuk tidak hanya menyelesaikan persoalan tenaga kerja lokal namun nilai tambah dampak ekonomi lain dari tersedianya peluang kerja yang ada,” demikian, Tohir.
Sementara itu, transparansi dan akuntabilitas rekrutmen tenaga kerja lokal menjadi diskursus penting yang dibahas audiens dari mahasiswa dan organisasi ekstra kampus. Issue ini menjadi penting, karena menyangkut akses keadilan dan prioritas terhadap kepentingan angkatan kerja lokal.
“Kami semua mendukung industri Smelter ini berdiri di Sumbawa Barat. Hanya saja, peluang kerja dan dampak ekonomi ikutan lainnya mesti dipastikan mementingkan dan memprioritaskan tenaga kerja dan usaha lokal. Itu tugas pemerintah,” ujar, Mahasiswa merespons positif terhadap pembangun Smelter tadi.