oleh

Langka, LPG 3 Kg di KSB Tembus Rp30 Ribu

SUMBAWA BARAT – Harga eceran elpiji atau (Liquified Petroleum Gas/LPG) ukuran 3 kg di Kabupaten Sumbawa Barat dikabarkan naik dalam beberapa waktu terakhir.

Hal ini terjadi lantaran kelangkaan gas elpiji 3 kg di pangkalan yang terjadi di sejumlah wilayah Sumbawa Barat.

Diantaranya di Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Brang Rea, di kios enceran LPG 3 kg itu didapat dengan harga Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu pertabung.

“Pangkalan resmi pada kosong semua. Yang ada di kios eceran tapi harganya Rp 30 ribu. Mau tak mau tetap beli karena harus masak di rumah. Kompor minyak (minyak tanah) tak ada lagi,” kata Rendi, warga yang ditemui membeli gas melon di kecamatan taliwang, Jumat (22/7) kemarin.

Senada dengan Rudi, Tina warga kecamatan Brang Rea pasokan gas melon di pangkalan resmi selalu habis sejak belakangan ini.

Untuk mendapatkan pasokan gas, Tina mengaku harus beli di pedagang eceran dengan harga Rp 25 ribu pertabung.

“Susah mas nyari gas sekarang. Ada tapi harganya Rp 25 ribu di pedagang eceran,” katanya.

Dikonfirmasi terkait kondisi yang terjadi,
Kepala Diskoperindag melalui Kabid Perdagangan, Darmi Ratna, SE.,MM mengatakan, penyebab kelangkaan Gas 3Kg disebabkan adanya peralihan penggunaan gas dari awalnya menggunakan gas 14 Kg berganti ke gas 3 Kg.

“Gas 14 kg mengalami kenaikan hingga dua kali berturut-turut, mengakibatkan masyarakat beralih ke Gas 3Kg. Jadi bukan rumah tangga saja yang menggunakan gas 3Kg, melainkan pelaku UMKM juga menggunakan gas 3Kg yang dalam sehari bisa sampai 10 LPG,” jelas Darmi, Jum’at (21/07) kemarin.

Atas kondisi tersebut, Diskoperindag kata Darmi, sudah turun ke Pertamina di Sumbawa Besar untuk berkoordinasi terkait quota jatah gas LPG untuk wilayah Sumbawa Barat.

“Kita sudah turun dan ternyata quota tetap dikirim dalam jumlah yang sama seperti biasanya,” kata Darmi.

Sementara untuk meminimalisir penggunaan gas LPG 3Kg kepada yang tidak berhak menggunakan, Diskoperindag rencananya akan meluncurkan inovasi dalam bentuk aplikasi.

“Kalau sudah ada aplikasi, masyarakat yang dikategorikan ekonomi menengah kebawah bisa mendapatkan haknya. Dimana secara teknis, masyarakat tinggal menggunakan barcode saja saat membeli gas LPG,” terang Darmi.

Sembari meluncurkan aplikasi untuk memudahkan proteksi penggunaan gas LPG 3Kg tepat sasaran, Diskoperindag juga akan segera bersurat ke Pertamina Pusat agar menambah quota gas LPG berukuran 3Kg untuk Kabupaten Sumbawa Barat.