JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kini tengah menawarkan total 32 proyek investasi kepada investor dari luar maupun dalam negeri. Sebanyak 11 proyek di antaranya, sudah berkategorikan investasi yang siap ditawarkan, atau investment project ready to offer (IPRO).
Deputi Perencanaan Investasi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan menyampaikan bahwa proyek-proyek investasi prospektif tersebut terdiri dari proyek infrastruktur dan non-infrastruktur. Total nilai investasi dari proyek yang siap ditawarkan tersebut adalah sebesar 4,03 miliar dolar AS atau senilai Rp58,50 triliun.
“Kami memiliki enam proyek infrastruktur, dan lima proyek non-infrastruktur. Jadi kami punya 11 proyek. Sebelumnya, totalnya ada 12, namun satu di antaranya sudah diambil oleh investor. Oleh karena itu, hal ini jadi kabar baik bahwa proyek IPRO ini snagat menarik dan sangat bisa dipertimbangkan [untuk berinvestasi],” jelas Nurul pada para investor yang hadir secara virtual pada Indonesia Investment Webinar Series 2021, Rabu (29/9/2021).
Terkait dengan nilai investasi, proyek infrastruktur yang ditawarkan oleh BKPM memiliki nilai investasi sebesar 1,89 miliar dolar AS atau setara dengan Rp27,44 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS).
Adapun, enam proyek infrastruktur yang ditawarkan BKPM menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP) terdiri dari:
– Jembatan Batam-Bintan Pembangunan fasilitas
-Pengelolaan limbah ke energi (waste to energy) di Tangerang Selatan
– Fasilitas pengelolaan limbah ke energi di Jatibarang, Semarang, Jawa Tengah
– Pembangunan bandara Singkawang di Singkawang, Kalimantan Barat
– Fasilitas pengelolaan limbah Piyungan, Yogyakarta Penyediaan Integrated Utility Panel di Kuta, Bali.
Pada proyek non-infrastruktur yang ditawarkan BKPM, nilai investasinya adalah sebesar 2,14 miliar dolar AS atau setara dengan Rp31,04 triliun. Proyek-proyek tersebut meliputi;
– Proyek baterai untuk mobil listrik (electrical vehicle/EV) di Karawang, Jawa Barat
– Perkebunan kopi di Tana Toraja, Sulawesi Selatan
– Proyek hotel bintang lima di Lombok Utara, NTB
– Penanaman rumput laut di Sumbawa Barat, NTB
Proyek High Pressure Acid Leeching (HPAL) di Kolaka Utara, Sulawesi Selatan.
Nurul juga menyampaikan selain 11 proyek yang siap ditawarkan atau IPRO, terdapat proyek prefeasibility study (Pre-FS) atau proyek prastudi kelayakan. Total dari nilai investasi proyek ini adalah 6,37 miliar dolar AS atau Rp92,5 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS).
Proyek ini terdiri dari 6 (enam) proyek pariwisata; 7 (tujuh) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan taman industri; 6 (enam) industri terintegrasi kawasan industri; serta 2 (dua) infrastruktur, yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia.(red)