SUMBAWA BARAT – Puluhan Pemuda yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat Sumbawa Barat Mencari Keadialan (GMSBMK), hari ini Senin (21/9/20) duduki Kantor Bupati Sumbawa Barat, Graha Fitrah.
Mereka datang menuntut Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat agar menolak segala bentuk aktivitas dan rencana Eksplorasi Olat (Gunung-red) Samoan Taliwang oleh PT Sumbawa Barat Mineral (PT SBM).
Salah satu orator aksi, Firman Jawaz dalam orasinya mengajak segenap komponen yang ada di KSB untuk mengingat ingat kembali memorial sejarah masa lalu untuk apa Kabupaten Sumbawa Barat dilahirkan.
Menurutnya, Sumbawa Barat ini dilahirkan bukan saja atas dasar kesadaran satu kesatuan geografis, tapi juga Sumbawa Barat dilahirkan atas dasar satu kesatuan demokrafis, satu kesatuan frekwensi berpikir, satu kesatuan ide dan gagasan, serta satu kesatuan perasaan.
Itulah sebabnya menurut Firman, dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang penting dan strategis, apa lagi hal tersebut berkolerasi terhadap hajat hidup orang banyak, maka haruslah bersifat aspiratif yang berdasarkan kepada partisipasi publik secara regional.
” Tidak boleh tiba tiba segala hal dirumuskan dan sepakati seenak jidat Kepala Daerah bersama kelompok kepentingannya tanpa sepengetahuan publik. Semuanya harus dikonsolidasikan dan disosialisakan secara masif kepada masyarakat. Barulah masyarakat yang akan menentukan untuk setuju atau tidak setuju terhadap prihal tersebut, bukan kalian,” tandasnya.
Apapun yang menjadi keinginan rakyat itu harus diikuti, sebab menurut Firman karena rakyat yang memilih karena rakyat yang bayar pajak. Hal tersebut ditegaskannya, termaktub jelas dalam Bab I UUD45 pasal 1 ayat ayat 3, bahwa kedaulatan Negara berada ditangan rakyat bukan ditangan pejabat.
” Pengertian tersebut seharusnya menjadi dasar dan landasan berpikir yang paling utama dari Bupati Sumbawa Barat, bukan malah sebaliknya terkesan mengedepankan monopoli dan diskresi serta minim pertanggung jawaban di depan publik, itu kan ironi namanya,” sambung Firman.
Berkenaan dengan izin ekploitasi Olat Samoan, Firman berpandangan apabila Bupati Sumbawa Barat tidak segera mencabut dan menghentikan aktifitas ekploitasi Olat Semoan oleh PT. Sumbawa Barat Mineral yang tidak jelas asal usulnya maka layaklah pemerintahan ini gagal tidak mau belajar dari pengalaman yang ada.
” Bukankah kita pernah lama dikeruk oleh Newmont Nusa Tenggara yang sekarang berubah atau diakuisisi oleh Amman Mineral Nusa Tenggara yang tidak pernah memberikan efek apa apa bagi kesejahteraan rakyat, ” tandas Firman lagi.
Lebih jauh Firman menegaskan, Pemerintah Daerah harus menolak rencana perusahaan tambang tersebut, padahal kalau Pemerintah melawan, ada 140 ribu rakyat KSB yang akan membela.
” Tapi saya cendrung berpendapat Pemerintah bertindak dan melakukan sesuatu semaunya, kita semua di drive, ingin digeret dan diseret seret kedalam model produksi kapitalisme. Yang kapitalisme itu sendiri adalah satu set ideologi yang menggunakan modal produksi sekecil kecilnya untuk mendapatkan keuntungan sebesarnya, Alam kita hancur, pohon kita habis ditebang, perut bumi kita disedot, ekosistem kita rusak, debit air tanah mengering, Laut dan sungai tercemar dan sebagainya, yang praktek tersebut entah siapa yang menikmatinya. Rakyat cuma dapat reduksi, rakyat cuma ampas, cuma dapat endapan, belum lagi soal bencana alam yang menjadi ancaman, belum datang aja itu,” pungkas Firman.
Selain Firman orator lainnya seperti Yudi Parayudi, Irfan Zulfahmi, Yuni Burhani, Jabir, Syamsuddin, Tonyman dan sejumlah pemuda lainnya menyampaikan orasi yang hampir sama, pada prinsipnya mereka menolak keras rencana PT SBM beroperasi di Olat Samoan.
Aksi unjuk rasa yang dimulai dari Jalan Sudirman Taliwang tersebut dikawal ketat aparat Kepolisian dan Satpol PP.
Hingga berita ini diturunkan, nampak peserta aksi sangat berharap bertemu Bupati maupun Wakil Bupati Sumbawa Barat, untuk meminta klarifikasi terkait keberadaan tambang PT SBM tersebut.Peserta aksi kemudian meminta Kepolisian untuk memfasilitasi masuk ke Graha Fitrah bahkan mereka berencana menyegel Kantor Bupati jika tidak ada perwakilan Pemerintah untuk menemui.
Sementara itu, berdasarkan penelusuran yang dilakukan media, sebelumnya diketahui otoritas PT SBM sendiri terdiri dari sejumlah petinggi PT Indotan dan PT AMNT, hal ini berdasarkan sejumlah nama dalam susunan Managemen yakni, Rey Pulungan (Presdir), masing- masing Direktur ada nama Susanto Lim, Rafael Nitiyudo kemudian Presiden Komisaris Rahmat Makasau, Komisaris Thomas Hengki Prabowo dan Galih Dimuntur Kartasasmita.(SP)