SUMBAWA BARAT – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah meminta semua kader PKK berperan aktif dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Menurut Bunda Niken sapaan akrab TP-PKK NTB, sebagai kader PKK yang membaur di tengah masyarakat, lebih peka terhadap persoalan-persoalan, terutama yang menyangkut kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Hal tersebut disampaikan Bunda Niken kepada wartawan usai menggelar roadshow di Villa Hoppo, Desa Pasir Putih, Kecamatan Maluk, Senin (13/06/2022).
“Kekerasaan seksual masih cukup besar terjadi di NTB. Ada sekitar 41 kasus kekerasan seksual dan 10 kasus kekerasan terhadap anak,” ungkapnya.
Menurut Bunda Niken, upaya melindungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan memerlukan keterlibatan semua pihak, termasuk kader PKK.
“Para kader harus lebih aktif dan cepat tanggap, karena kader PKK merupakan orang yang membaur dan tahu kondisi lingkungan di sekitarnya. Kita berharap semua turun ke bawah,” ujar Bunda Niken.
Bunda Niken menjelaskan, terdapat perbedaan kasus dari pulau Lombok dan Sumbawa. Untuk pulau Lombok kasus yang paling menonjol merupakan kasus pernikahan anak jumlahnya drastis meningkat. Sementara, untuk di pulau Sumbawa yang paling menonjol merupakan kasus kekerasan, lebih dominan kekerasan terhadap anak.
“Kami berharap dengan mengedukasi dan aktifnya PKK yang ada di tingkat desa dan kelurahan hal serupa tidak terjadi lagi, terutama kasus pernikahan anak di bawah usia, karna di salah satu kabupaten di pulau Lombok stantingnya sangat tinggi di akibatkan pernikahan anak lantaran mitos budayanya, anak pulang malam anaknya di nikahkan,” bebernya.
Bunda Niken berharap, saat ini kader PKK dapat berperan baik dalam lingkaran persoalan perlindungan perempuan dan anak.
Sementara itu, Ketua PK-PKK Kabupaten Sumbawa Barat Hanifah W. Musyafirin menuturkan, para kader PKK di Sumbawa Barat terus di berikan motivasi juga mengingatkan kepada orang tua terkait pola asuh anak dan lainnya.
“Kami terus memberi motivasi ke ibu ibu PKK tingkat desa melalui program TBA, orang tua harus bisa memberi contoh yang baik, suguhkan rasa nyaman dan menyenangkan kepada anak. orang tua harus bisa mengendalikan diri dan tidak berbicara kasar kepada anak walau saat marah sekalipun,” ujarnya.
Di samping itu juga orang tua juga diminta untuk selalu mendidik dan membimbing anak dengan pengetahuan agama, cara menghormati orang tua serta mengamankan pelajaran Budi pekerti saat dini.
“Tentunya ikhtiar kita sama, kami PKK KSB telah berupaya. Artinya, memang tugas kami memberikan pembinaan, menggerakkan turun ke masyarakat hingga tingkat RT kita membantu tugas pemerintah, sebab kita PKK merupakan mitra kerja pemerintah dan bekerja sesuai program pemerintah,” demikian, Hj. Hanifah.