LOMBOK TIMUR – Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat berstatus level II atau waspada. Terjadi beberapa kali kegempaan frekuensi rendah, tektonik lokal maupun tektonik jauh.
Pos Pengamatan Gunung Rinjani, Lalu Zulkarnain mengatakan dalam pengamatan pada Selasa kemarin , 3 November 2020, disimpulkan bahwa aktivitas Gunung Rinjani belum sepenuhnya stabil. Bahkan letusan dapat terjadi tiba-tiba.
“Aktivitas vulkanik Gunung Rinjani masih belum dalam keadaan sepenuhnya stabil sehingga masih memiliki potensi untuk terjadi letusan secara tiba-tiba meskipun tidak dapat dipastikan kejadiannya,” ujarnya.
Jika terjadi letusan maka Gunung Barujari yang berada dalam kaldera Rinjani dapat meletus. Dari pengamatan tersebut disimpulkan Rinjani berstatus waspada.
“Dengan kondisi aktivitas seperti saat ini maka jika terjadi letusan, potensi bahayanya diperkirakan utamanya berada di area tubuh Gunung Barujari yang berada di dalam kaldera Rinjani,” katanya.
Dalam keterangan yang sama, dikeluarkan rekomendasi imbauan
untuk masyarakat di sekitar Gunung Rinjani dan pendaki agar tidak beraktivitas di dalam area tubuh Gunung Barujari termasuk di area lava baru dan seluruh area di dalam radius 1,5 km dari kawah Barujari.
“Pendakian diperbolehkan kecuali di seluruh bagian tubuh Gunung Barujari, karena material lava letusan masih bertemperatur tinggi dan tidak stabil sehingga rawan untuk terjadi rockfall (longsoran batu),” katanya.
Meskipun tidak dapat dipastikan, namun potensi letusan Gunung Rinjani masih ada. Oleh karena itu pendaki yang beraktivitas di luar radius 1,5 km dari Gunung Barujari maupun masyarakat di sekitar Gunung Rinjani diharapkan untuk selalu menyiapkan masker, penutup hidung dan mulut serta pelindung mata agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan iritasi mata jika terjadi letusan abu.
“Masyarakat di sekitar Gunung Rinjani diharap untuk tetap tenang namun tetap menjaga kewaspadaan, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Rinjani yang tidak jelas sumbernya,” ujarnya.(SP)