MATARAM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengingatkan kepada massa aksi untuk tidak melakukan aksi blokade Pelabuhan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
Hal ini ditegaskan Pemprov NTB melalui Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) NTB Yusron Hadi menyikapi rencana seruan aksi blokade dan penutupan Pelabuhan Poto Tano yang akan dilakukan tanggal 15 Mei 2025, yang santer banyak beredar di media sosial untuk menyampaikan aspirasi pembentukan Pemerintah Provinsi Pulau Sumbawa (PPS).
“Pada prinsipnya negara atau pemerintah menjamin kebebasan warga negaranya untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat, namun harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab,” kata Yusron, Selasa (13/5) kemarin.
Pemprov NTB, kata Yusron, tetap menghormati setiap penyampaian aspirasi dan pendapat, namun harus dilakukan dengan baik dan tidak mengganggu ketertiban umum, terlebih akan berpotensi mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.
“Bahwa aspirasi ini bukan hal baru dan bahkan sudah pernah diusulkan ke pemerintah pusat, namun terbentur moratorium pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB). Kewenangan pengaturan maupun pembentukan DOB ada pada pemerintah pusat, bukan pada pemerintah kabupaten/kota atau pun pemerintah provinsi. Oleh karenanya mari kita taati regulasi yang sedang berlaku,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini Provinsi NTB terus bergerak membangun. Oleh sebab itu pihaknya mengajak masyarakat untuk bersama-sama fokus melanjutkan pembangunan dan memajukan daerah.
“Masih banyak ikhtiar kita dan salah satu modal dasar membangun yang baik adalah situasi yang aman dan tertib,” kata Yusron yang juga mantan Kepala Dinas Pariwisata NTB ini.
Oleh karena itu Yusron kembali mengingatkan atas nama Pemprov NTB mengajak masyarakat untuk bersama-sama terus menjaga ketertiban dan keamanan yang saat ini tetap bagus dan terus bergandeng tangan memajukan daerah.
“Pelabuhan darat, laut udara dan prasaran sarana transportasi itu urat nadi kehidupan kita, entitas vital dalam roda perekonomian dan hajat hidup orang banyak. Mari secara arif kita berpikir dan bijaksana di sana kehidupan sebagian masyarakat kita yang mencari nafkah,” ucap Yusron.