SUMBAWA BARAT – Kenaikan harga cabai yang tembus Rp 200.000 per kilogram menjadi perhatian Bupati Sumbawa Barat pada hari pertama kerja.
Bupati H. Amar Nurmansyah langsung turun ke Pasar Tanamira, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), untuk meninjau harga kebutuhan pokok pada Selasa (04/03/2025) kemarin.
Didampingi jajaran pemerintahan, H.Amar berdialog langsung dengan para pedagang dan mendengar keluhan, terutama terkait kenaikan harga cabai yang signifikan.
Dalam sidak tersebut, H. Amar menginstruksikan jajarannya untuk segera mengambil langkah konkret guna mengendalikan harga di pasaran.
“Benar, hari ini kami sidak pasar untuk memantau harga kebutuhan pokok, terutama harga cabai yang naik signifikan,” kata H. Amar.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat menggelar Operasi Pasar hari ini, Rabu (05/03/2025) di Alun-alun Kota Taliwang, dengan harapan dapat membantu masyarakat mendapatkan harga yang lebih stabil. Langkah cepat ini menunjukkan komitmen kepemimpinan baru dalam menjaga kestabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Dengan kebijakan proaktif seperti ini, diharapkan perekonomian lokal tetap kondusif, terutama di bulan Ramadhan,” ucap H. Amar.
Sementara itu, pedagang cabai, Fatma mengatakan bahwa kenaikan harga cabai disebabkan oleh faktor cuaca, sehingga ketersediaan tidak diimbangi dengan permintaan konsumen.
“Banyak pembeli yang mengeluh tentang kenaikan harga cabai. Tetapi mau bagaimana, karena stok terbatas dipengaruhi faktor cuaca seperti hujan dan lain-lain,” kata Fatma.
Di Pasar Maluk, hal yang sama juga terjadi. Harga cabai mencapai Rp 200.000. Demikian disampaikan salah satu pembeli, Winda.
“Harga cabai naik ugal-ugalan sampai Rp 200.000 di Pasar Maluk. Terpaksa pemakaian cabai sehari-hari dikurangi, diganti cabai kering atau bubuk instan,” kata Winda.
Ia berharap harga cabai segera normal kembali agar emak-emak tidak semakin menjerit. Adapun harga bahan pokok yang lain relatif stabil.
“Kalau beli cabai di kios kecil di kampung, cuma dapat 5 biji dengan pembelian Rp 5.000,” demikian kata Winda.