SUMBAWA BARAT – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Peduli Investasi Sumbawa Barat (PISB) menyoroti pembangunan bandara Kiantar yang tak kunjung selesai. Mestinya transparansi dalam pembangunan kepada publik tetap dikedepankan, jangan ketika urusan pembebasan lahan saja aktif itu pun luar biasa kami masyarakat merasa dibodohi yang sebelumnya dikatakan bandara umum ujuk ujuk menjadi bandara khusus.
Kalau memang batas kontrak sudah melebihi atau deviasi pekerjaan yang tinggi dirinya secara tegas meminta PT AMNT jangan segan segan untuk memutuskan kontrak PT Pembangunan Perumahan PP (Persero) Tbk sebagai pihak konstruksi rekanan apabila tidak mampu menyelesaikan proyek tersebut.
“Kami meminta PT AMNT apabila tidak ada keseriusan pihak PT PP untuk menyelesaikan pembangunan proyek bandara kiantar sebaiknya mengambil langkah tegas memutuskan kontrak dengan PT PP,” tegas Ketua LSM PISB, Ranjuliarda, kepada wartawan, Sabtu (30/03/2024).
Setidaknya walaupun bandara ini tidak bisa dinikmati masyarakat umum karena bukan bandara komersil, minimal kalau bandara ini beroperasi bisa merekrut tenaga kerja lokallah
Ia menilai masih banyak pihak kontraktor lain yang dinilai cukup capable untuk menyelesaikan proyek pembangunan bandara Kiantar yang menelan anggaran ratusan miliar
“Kami minta PP itu serius, jangan sampai hanya sebuah permainan yang menguntungkan sebagian pihak. Masa, iya buat bandara bertahun tahun. Sementara dari informasi beredar kontrak AMNT dangan PP berkisar 18 bulan atau 1 tahun 6 bulan. Memang, target pembangunan bandara Kiantar hingga tahun 2025 tapi faktanya hingga tahun 2024 proyek itu belum terlihat progres yang signifikan,” sebutnya.
Ia juga menegaskan, selama proses pembangunan bandara yang dikerjakan oleh perusahaan BUMN itu belum terlihat progres yang belum signifikan, sehingga pihaknya menduga bahwa pembangunan bandara tersebut tidak akan selesai hingga waktu yang di targetkan.
“Jangan berbicara target, namun progres gak ada, itu percuma. Untuk itu, kita minta AMNT segera cabut kontrak PP,” tegasnya.
Diketahui, pembangunan Bandara tersebut ditargetkan rampung 2025 dengan luas area 100 hektare, dan panjang landasan pacu 2,1 kilometer.
Proses pembebasan lahan sudah clear dan telah dilakukan pembayaran oleh rekanan PT PP. Adapun nilai investasi pembangunan Bandara Internasional Kiantar mencapai lebih dari Rp 300 miliar.
Bandara Internasional Kiantar akan digunakan secara khusus untuk kebutuhan logistik PT Amman. Namun, pemerintah Sumbawa Barat telah meminta agar bandara itu juga bisa digunakan untuk aktivitas penerbangan masyarakat umum.
Hingga berita ini di publish, perwakilan pimpinan PT PP di KSB yang dihubungi wartawan memilih untuk tidak menjawab pertanyaan media. Kendati handphone aktif namun enggan menjawab telepon masuk.
Sementara, pihak PT AMNT yang dikonfirmasi mengenai perihal tersebut belum merespon. Pesan singkat WhatsApp yang dikirim media ini belum dibalas.