SUMBAWA BARAT – Sebanyak 13.140 jiwa di Kabupaten Sumbawa Barat mengalami krisis air bersih. Karenanya, BPBD setempat melakukan penyaluran air bersih.
“Data kami terbaru sekitar 13.140 jiwa dan 4.158 kepala keluarga pada 16 desa di lima kecamatan yang saat ini kesulitan air bersih sebagai dampak kekeringan tahun 2024,” kata Kepala BPBD KSB, Abdul Hamid, saat dikonfirmasi, Jumat (20/9/2024).
Menurutnya, pendistribusian air bersih bagi warga terdampak kekeringan sudah dilakukan sejak 27 Mei 2024 hingga kini sebanyak 23.950.000 liter.
Adapun lima kecamatan yang terdampak kekeringan dan krisis air bersih yakni Poto Tano, Sateluk, Taliwang, Jereweh dan Maluk. Sementara desa yang terdampak krisis air bersih yaitu di Kecamatan Poto Tano yaitu Poto Tano, Kiantar, Tambak Sari, Senayan, Kokarlian dan Mantar. Desa terdampak di Kecamatan Sateluk antara lain Desa Kelanir, Lamusung, Air Suning dan Meraran.
Di kecamatan Taliwang Desa Seloto. Selanjutnya di Kecamatan Jereweh ada Desa Belo dan Desa Goa. Sedangkan Kecamatan Maluk yaitu Desa Benete dan Mantun.
Penambahan jumlah jiwa terdampak kekeringan itu, kata Hamid paling banyak terjadi di kecamatan Poto Tano. Ada dua desa yang melaporkan terus bertambahnya warganya yang semakin kesulitan memperoleh air bersih, yakni Desa Senayan dan Kiantar.
Selain di kecamatan Poto Tano, tambahan wilayah baru yang melaporkan diri ke BPBD warganya mulai kesulitan memperoleh air bersih berasal dari kecamatan Jereweh dan Maluk.
Hamid mengaku, dampak kekeringan terhadap masyarakat kali ini dalam kurun waktu sebulan cukup signifikan. Krisis air bersih di masyarakat saat ini sudah sangat parah sehingga perpanjangan masa tanggap darurat perlu dilakukan.
“Air ini sangat penting untuk makan dan ibadah, karena tidak mungkin setiap hari masyarakat kita melakukan tayammum saat akan melaksanakan ibadah,” pungkasnya.