MATARAM – Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Fud Syaifuddin, ST menyebutkan lebih dari 300 Tenaga Kerja Asing (TKA) Cina bekerja di proyek smelter Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Pemda KSB berharap kepada kontraktor supaya jangan membawa pekerja yang non-skill dari Cina.
Untuk pekerja non-skill diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lokal. Sebab banyak warga KSB yang bisa mengejakan pekerjaan non-skill tersebut.
“Bukan isu, memang ada orang Cina kok. Jangan bilang isu, memang ada. Sampai saat ini sudah di atas 300 orang,” kata Wakil Bupati Sumbawa Barat kepada wartawan di Mataram, Rabu (1/11/2023).
Pembangunan proyek smelter AMNT dikerjakan China Nonferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co., Ltd. (NFC) dan PT. PIL Indonesia. Smelter dibangun pada lahan seluas 100 hektare.
Karena kontraktor yang memenangkan proyek tersebut dari Cina, kata Fud, sapaan akrab Wabub KSB , maka para pekerja juga ada yang dibawa dari sana. Pihaknya berharap kontraktor tidak membawa pekerja non-skill dari Cina, tetapi dapat diberikan kesempatan kepada masyarakat lokal.
Fud mewanti-wanti jangan sampai ada TKA Cina yang berkedok wisatawan. Untuk itu, perlu pengawasan ketat oleh pihak imigrasi.
“300 orang itu pemilik perusahaan dan karyawan pentingnya. Juga tidak menutup kemungkinan yang terjadi juga, wisatawan Cina yang datang sendiri dan mereka tes sendiri. Tetapi kan setelah tidak sesuai yang diharapkan perusahaan, mereka gak kerja, akhirnya balik. Makanya kita ketat di imigrasi,” terangnya.
Fud mengungkapkan sejumlah proyek besar sedang dikerjakan di Sumbawa Barat termasuk pembangunan smelter dengan jumlah tenaga kerja mencapai 20.000 orang. Dalam regulasi yang dibuat Pemda setempat, pengerjaan proyek harus menyerap 60 persen tenaga kerja lokal.
“Kalau jumlah karyawan 10.000 orang, maka 5.000 hingga 6.000 orang masyarakat Sumbawa Barat,” katanya.
Menurutnya, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di Sumbawa Barat berpotensi terus bertambah. Selain proyek smelter, nantinya akan diikuti pembangunan proyek untuk industri turunannya. Seperti pabrik pupuk, pabrik semen, pabrik kabel dan lainnya.
Untuk mendukung keberadaan industri pertambangan dan pariwisata di Sumbawa Barat, AMNT juga sedang menggarap proyek pembangunan Bandara Kiantar di Kecamatan Pototano.
Fud menyebutkan progres pembangunan Bandara Kiantar pada lahan seluas 100 hektare, kini progresnya sudah di atas 30 persen. Bandara tersebut nantinya akan memiliki panjang landasan pacu atau runway 2.100 meter.
Dengan adanya bandara tersebut, kata Fud, akan mempermudah akses para pengunjung dan investor ke Sumbawa Barat. Pembangunan bandara ini ditargetkan rampung pada 2024 – 2025 mendatang. Konstruksi proyek Bandara Kiantar sudah dimulai akhir 2022 lalu.(akr)