SUMBAWA BARAT – Lalu-lalang truk pengangkut hasil galian tanah irigasi paket tiga dengan tonase tinggi di jalan teratai Desa Seloto, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), mulai membuat geram masyarakat yang ada di jalur tersebut.
Sebab, jalan dengan status jalan Kabupaten ini seharusnya tidak dilalui kendaraan dengan tonase besar karena akan cepat berakibat pada kerusakan jalan.
Bahkan warga yang tinggal tak jauh dari jalan yang dilalui truk tronton mengeluhkan banyaknya kendaraan tonase tinggi melintas di jalur ini. Selain mengakibatkan getaran, banyak jalan mengalami kerusakan.
Seperti disampaikan oleh warga setempat, Ayos Buwono, kepada wartawan, Jum’at, 14 Juli 2023, penyebab rusaknya jalan desa karena lalu lalang Truk Tronton PT Nindya Karya.
“Truk Tronton pengangkut hasil galian tanah pembangunan irigasi paket 3 (Tiga) Bintang Bano menuju ke tempat lokasi pembuangan ( Disposal area) yang melintas berakibat pada hancurnya jalan desa. Sebab, truk-truk itu berkapasitas 22-30 ton. Bahkan sekali lewat mereka berkonvoi begitu banyak. Kalau melintas getarannya sampai ke rumah, lama kelamaan rumah kami akan rusak,” ujar Ayos.
Diungkapkan Ayos, truk-truk bertonase tinggi milik PT Nindya Karya melewati akses jalan Desa Seloto yang intensitasnya cukup tinggi.
“Akibatnya badan jalan yang masih tanah tidak mampu menahan berat kendaraan hingga terjadi kerusakan. Apalagi kalau hujan turun, dipastikan setiap mobil atau kendaraan akan terpuruk,” ungkapnya.
Menurut Ayos, kerusakan jalan terjadi hampir merata diseluruh ruas jalan Desa Seloto. Tak hanya itu, beroperasinya truk-truk milik PT Nindya Karya tersebut juga mengganggu kenyamanan warga.
“Bayangkan mereka beroperasi tidak kenal waktu, kapan saja. Akibat lalu lalang truk-truk itu, jalan desa menjadi bergelombang, berlubang serta hancur,” katanya.
Ayos bersama masyarakat Desa Seloto lainya, melarang truk-truk milik PT Nindya Karya untuk melintas jalan desa tersebut. Karena, pihak perusahaan dinilai kurang bertanggungjawab dengan tidak melakukan perbaikan jalan desa yang saat ini kondisinya telah hancur.
“Sepanjang mereka mau mentaati apa yang sudah menjadi kesepakatan bersama, antara masyarakat dan perusahaan, kita tak akan persoalkan truk mereka melintas. Tapi kalau sebaliknya, jelas kami melarang truk-truk mereka melewati jalan desa kami,” tegasnya.
Ayos kembali menegaskan, PT Nindya Karya diminta untuk segera melakukan perbaikan jalan desa yang kondisinya telah hancur karena telah digunakan untuk aktifitas pihak perusahaan.
Berdasarkan pantauan media ini, kerusakan paling parah di jalan teratai Dusun Lenang Late, Desa Seloto.
Kondisi jalan hancur, pengguna jalan sulit melintasinya karena sangat licin dan berlumpur.
“Perusahaan hanya memikirkan keuntungan besar mereka sendiri, mereka tidak mau tau dengan nasib masyarakat di sini,” terang Rahmat, warga setempat.
Seharusnya kata dia, pihak perusahaan lebih peka dan peduli, karena yang menyebabkan jalan hancur adalah mereka.
“Jadi kami masyarakat yang menjadi korban. Kami masyarakat minta kepada Bupati dan DPRD Sumbawa Barat untuk turun melihat kondisi jalan kami, dan bisa menegur pihak perusahaan untuk membangun jalan dan peduli terhadap nasib masyarakat,” tukasnya.