SUMBAWA BARAT – Mantan calon Bupati Sumbawa Barat 2015, Ustad HM Nur Yasin (Ustad Nun) berkampanye untuk kolom kosong di Taman Tiangnam Taliwang, pada Sabtu malam (29/11).
Ustad Nun yang juga mantan bakal calon bupati di Pilkada 2020 ini, hadir dalam kegiatan tersebut bersama mantan bakal calon wakil bupati yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang(DPC) Partai Demokrat KSB, Mustakim Patawari LM dan sejumlah penggiat kolom kosong lainnya.
Ustad Nun dalam orasi politiknya dihadapan puluhan pendukung kolom kosong, menyebut pemilih kolom kosong adalah orang yang merdeka. “Dia memilih bukan karena sesuatu, dia ingin membuat dirinya tenang, ia tidak ingin menciptakan konflik dirinya dengan hatinya. Kalau kita memilih sesuatu karena takut, berharap sesuatu, kalau suatu saat tidak dapat maka kita akan mencaci maki orang yang bersangkutan. Berarti kita tidak merdeka dan belum merdeka,” urainya.
Kolom kosong, sambungnya, adalah bagian dari cara negara untuk melindungi orang-orang yang tidak memilih orang yang tidak ingin dipilih.
“Maka hargailah mereka, jangan menggunakan bahasa-bahasa yang tidak bermoral, bahasa yang tidak beretika. Kita ingin menang, tetapi sportif,” ujar ustad Nun seperti dikutip dari KabarNTB.com.
Ustad Nun juga mengutip hadist nabi yang menyatakan, betapapun hebatnya seorang pemimpin tidak bisa membuat seluruh rakyat sejahtera. Tapi yang bisa dilakukan pemimpin adalah berikan rasa adil pada rakyat.
“Rasa adil inilah yang harus kita berikan kepada mereka (rakyat),” ucapnya.
Ia mengajak masyarakat yang sepaham (memilih kolom kosong) untuk menggunakan hak pilih di tanggal 9 Desember. “Bismillah kita berniat untuk memilih kolom kosong ini. Mandat ini kita serahkan ke negara melalui gubernur agar gubernur melantik pejabat bupati di KSB kalau kolom kosong menang. Kita berharap di KSB ini tidak ada lagi sekat, kelompok-kelompok, semua rakyat KSB, membangun KSB bersama untuk kepentingan bersama,”.
“Dari tempat ini kita mengajak diri saya, Bapak-bapak, tidak malu, tidak sakit hati, tidak karena iri, inilah pilihan kita. Inilah pilihan yang hati nurani berkata ingin merdeka. Kalau ingin merdeka pilih apa yang diingin oleh hati nurani kita, karena itulah hakekat kemerdekaan,” tandasnya.
Sementara ketua DPC Demokrat KSB, Mustakim Patawari, mengajak seluruh masyarakat untuk meluruskan niat dalam memilih, tidak ada perasaan marah benci dan dendam dan mengawali seluruh pilihan dengan niat baik.
“Niat kita ingin melihat ada perubahan di Sumbawa Barat ini. Karena itu siapapun kita dibebaskan untuk memilih, apapun pilihan sesuai hati nurani. Dan tidak boleh ada pihak manapun atas nama apapun mencela pilihan orang lain,” ujarnya.
Ustad HM Nur Yasin dan Mustakim Patawari, sebelumnya sempat menjadi satu pasangan sebagai bakal Calon Bupati – Wakil Bupati KSB. Namun dalam perjalanannya, pasangan ini berpisah. Ustad Nun selanjutnya bergabung dengan KH Syamsul Ismain, pengasuh pondok pesantren Himmatul Ummah, Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea. Tetapi ditengah perjalanan, menjelang pendaftaran ke KPU, pasangan ini juga berpisah.
Terakhir, Mustakim Patawari yang berbekal 2 kursi Demokrat di DPRD KSB, bergabung dengan Kyai Syamsul Ismain yang diusung Partai Bulan Bintang (PBB). Mustakim menjadi bakal calon Wakil Bupati, sedang Kyai Syamsul Ismain menjadi calon bupati. Dengan masing-masing 2 kursi di DPRD, Demokrat – PBB saat itu mesti menunggu kepastian sikap Partai Nasdem (2 kursi) agar bisa memehuni syarat minimal mendaftar ke KPU (5 kursi). Namun di menit-menit terakhir, Nasdem memutuskan masuk ke dalam koalisi rakyat luar biasa, koalisi pengusung pasangan petahana HW Musyafirin – Fud Syaifuddin (Firin – Fud). Keputusan Nasdem tersebut sekaligus memastikan Firin – Fud sebagai pasangan calon tunggal di Pilkada KSB yang disandingkan dengan Kolom Kosong.