Dialog Soal Kerukunan Umat Beragama, Gubernur Bertemu dengan FKUB Bali

BALI, SP – Gubernur NTB, Dr. H Zulkieflimansyah, bersama istri, Hj. Niken Saptarini Widyawati, didampingi sejumlah pejabat terkait mengadakan rangkaian kunjungan kerja silaturrahmi dengan FKUB dan Pemerintah Provinsi Bali, Sabtu (19/12/2020).

Tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali sekitar pukul 12.30 Wita, Gubernur bersama rombongan langsung menuju Puri Agung Denbecingah Klungkung Bali disambut Ketua Majelis Utama Desa Pakraman Provinsi Bali, yang juga ketua Umum Asosiasi Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Indonesia, Ida Pengelingsir Agung Putra Sukahet bersama Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali.

Puri Denbencingah menurut Pendiri Yayasan Waturenggong (Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet) merupakan bagian dari pewaris Kerajaan Puri Agung Dalem Gelgel Klungkung Bali yang secara historis menjadi tonggak perwujudan kerukunan umat beragama di Bali.

Di tempat itu, Gubernur mengawali sambutannya dengan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ketua Majelis Utama Desa Adat Pakraman dan seluruh Pemimpin Agama-Agama Besar yang ada di Bali, karena telah menyambutnya dengan penuh kehangatan dan semangat persaudaraan yang luar biasa.

Bang Zul, sapaan akrab Gubernur menegaskan bahwa kunjungannya bertujuan untuk bersilaturahmi sekaligus tertarik untuk belajar dan mereplikasi kondisi kerukunan, persaudaraan dan semangat kekeluargaan antar masyarakat dan umat beragama yang terjalin harmonis dan sejuk.

Dalam pertemuan itu Bang Zul tak lupa menyampaikan kabar terkait dengan Provinsi NTB yang akan menjadi tuan rumah banyak event bertaraf internasional di tahun 2021.

“Kalau tidak aral melintang, tahun depan di NTB akan ada banyak event internasional. Pada Bulan Oktober, ada event MotoGP, yang
penontonnya saja diperkirakan akan ada 160-200 ribu orang,” ungkapnya.

Kalau ini tidak disiapkan dan dikelola dengan baik, mulai dari SDM, infrastruktur hingga pelibatan seluruh unsur, kata Gubernur, maka berpotensi bisa menimbulkan “conflict intention”.

Karena itu, pihaknya ingin belajar banyak dari FKUB Bali, bagaimana mengharmoniskan, mendinamiskan, dalam pelibatan semua unsur yang ada sehingga kerukunan tetap terjaga dengan baik.

“Terlebih FKUB Bali memiliki banyak pengalaman terkait hal ini”, pungkasnya.

Menanggapi harapan Gubernur Dr. Zul tersebut, Ida Penglingsir yang juga Ketua Asosiasi FKUB Indonesia itu mengaku sering mengikuti kegiatan dan menyimak pidato Gubernur NTB baik secara langsung maupun menyimak melalui media.

Pendiri Yayasan Waturenggong ini memuji Bang Zul sebagai sosok pakar dan Gubernur yang sederhana atau low profile, namun memiliki ilmu dan pandangan filsafat yang sangat luas dan dalam.

Ia juga mengaku bangga kemajuan NTB dibawah pemerintahan Bang Zul dan Umi Rohmi mengalami kamajuan yang sangat cepat. “Bahkan dengan kemajuan NTB saat ini tentu tidak sedikit pihak atau daerah yang merasa disalip oleh NTB,” tegasnya

Terkait dengan resep kerukunan beragama di Bali, Ketua FKUB Bali menjelaskan bahwa dari sisi keanggotaan, FKUB di Bali sedikit berbeda dengan FKUB yang ada di Provinsi lainnya. Jika FKUB di Provinsi lainnya, beranggotakan dari semua majelis agama yang ada, maka di Bali, keanggotaan FKUB terdiri dari semua Majelis Agama yang ada, ditambah Majelis Adat Desa Pakraman.

Di Bali terdapat lebih dari 1.963 lembaga desa adat pakraman, yang menaungi dan membina unsur-unsur desa ada, antara lain : pecalang, pemuda, pelestarian dan pengembangan budaya dan kearifan lokal dan unsur lainnya. Unsur unsur tersebut selalu dilibatkan untuk ikut mensukseskan event-event international yang berlangsung di Bali.

Jadi, FKUB memiliki perang penting dalam mewujudkan kesuksesan pembangunan dan keharmonisan masyarakat, tanpa melihat religi atau latarbelakang agamanya.

Konsep kearifan lokal yang dijadikan landasan, kata Ida Penglingsir adalah Konsep MENYAMABRAYA, yakni memandang semua umat agama atau masyarakat sebagai saudara atau keluarga yang harus dihargai, dilindungi dan dilibatkan dalam pembangunan dan sosial kemasyarakatan tanpa melihat latar belakang agamanya.

Ia menegaskan prinsip hidup bersama sebagai anugerah. Sehingga merawat kerukunan adalah keniscayaan. “Oleh karena itu, semua hal dan ungkapan yang baik tentang kerukunan, harus terus menerus digaungkan, dibicarakan dan dibudayakan secara masif di tengah kehidupan masyarakat,” tutupnya.

Hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan MUI, PHDI, Majelis Umat Kristen, Budha, Konghucu dan Majelis adat Desa Pakraman Provinsi Bali.

Turut mendampingi kunjungan silaturahmi Gubernur, Kadis Kominfotik NTB, I Gede Putu Aryadi, Kadis Perhubungan, Drs. H.L Windia, Kadispar, H.L Faozal, Kapala BPBD, IGB.Sugiarta, Karo Kerjasama, H.Zaenal Abidin dan Kabag Protokol, Hedra bersama Tim.

Usai silaturahmi dengan FKUB Bali, pada malam harinya Gubernur dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan Gubernur Bali, Wayan Koster di Rumah Dinas Gedung Jaya Saba Denpasar-Bali.(SP)