oleh

Bupati KSB Paparkan Budaya Gotong Royong di MNC TV

SUMBAWA BARAT – Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr. Ir. H. W Musyafirin, MM diundang khusus MNC TV dalam acara Good Morning Indonesia di Jakarta pada Kamis (6/8) lalu.

Dalam kesempatan itu, Bupati diberikan beberapa pertanyaan tentang terobosan bahkan pedoman pembangunan yang dituangkan dalam peraturan daerah Kabupaten Sumbawa Barat.

Bupati yang hadir dengan kemeja Hitam bercorak putih itu menjelaskan segala hal tentang filosofi Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR) yang menjadi program andalan untuk mencapai tujuan pembangunan.

“Kita melihat fakta seperti daerah-daerah lain dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya yang memang harus diselesaikan secara bersama-sama dan bergotong royong agar tujuan tercapai dengan baik,” ungkapnya saat ditemui di Taliwang, Kamis kemarin.

Dijelaskannya, kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus diperoleh masyarakat seperti kesehatan, kebutuhan pangan dan papan yang harus diselesaikan secara masif.

Di sisi lain, tambahnya, kita punya budaya yang baik untuk menggerakan partisipasi aktif masyarakat yaitu budaya gotong royong. Budaya baik inilah yang dijadikan instrumen untuk mencapai tujuan terutama dalam memenuhi hak dasar masyarakat.

“Ini sebuah systim, nilai yang masih berserakan kita coba untuk refitalisasi kemudian kita formalkan dia dalam bentuk peraturan daerah sehingga gotong royong menjadi sebuah system pencapaian tujuan,” jelasnya saat diwawancarai reporter MNC TV.

Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM

Dalam implementasinya, gotong royong di KSB ada tiga, yakni gotong royong mandiri yang seperti kebanyakan masyarakat melakukannya sendiri.

Kemudian gotong royong stimulant, yaitu pendekatan kepada masyarakat dengan memberikan stimulan atau bantuan yang bersumber dari anggaran APBD, APBN bahkan APBDes juga bisa terlibat dalam menggerakan stimulant ini, dan terakhir gotong royong padat karya.

“Kalau gotong royong mandiri, outputnya bisa saja lebih besar, kemudian kalau stimulant output lebih besar dari pada input, jadi hanya stimulasi dan hasilnya buat masyarakat bisa 100 sampai 200 persen dari total pembiayan yang diberikan.” Katanya.

Sedangkan gotong royong padat karya, outpun sama besar dengan input atau pembiayaan sama dengan hasilnya.

“Ini yang kita formalkan, yang kita implementasikan dan wujudkan dalam konteks seperti itu,” tuturnya.

Dalam implementasinya pemerintah menyusun perangkat dan membagi dalam 193 wilayah atau blok kecil dan di setiap blok itu terdapat agen-agen PDPGR yang membantu pemerintah dalam segala hal, sehingga semua data, kebutuhan masyarakat, dan program-program pemerintah untuk masyarakat berjalan maksimal.

“Jadi instrument ini memang dikhusukan sebagai pemenuhan kebutuhan dasar, kemudian untuk mengatasi bencana alam atau non alam sekalipun,” jelasnya.

Ia mencontohkan seperti gempa bumi di KSB yang mencapai kerusakan bangunan sebanyak 18.340 unit, dengan adanya agen pemerintah KSB adalah yang paling cepat menyelesaikan pembangunan pasca gempa di NTB.

“Tidak sampai tiga bulan masyarakat sudah dapat kembali ke rumahnya masing-masing,” ujarnya.

Jadi ini betul-betul adalah instrument yang memungkinkan pemerintah melakukan pembangunan secara bersama-sama, karena dalam perda gotong royong itu semua elemen terlibat, baik TNI Polri bahkan dengan program-program ini semua agen diberikan insentif, agar mereka semangat dalam menggerakan masyarakat.

Kehadiran agen dalam PDPGR juga telah mampu menekan angka kemiskinan di KSB, yakni sebesar 1,79 persen.

“Biasanya kalau sudah mencapai 14 atau 15 persen tingkat kemiskinan sulit rasanya untuk diturunkan, tetapi kami mampu melakukannya, ini berkat Gotong Royong, tentu dengan trik-trik khusus” ungkapnya.

Keterlibatan babinsa, Babinkamtibmas dan agen dalam mendata warga miskin ini juga sangat signifikan, sehingga kebutuhan-kebutuhan mendasar masyarakat dapat dipenuhi.

Dalam usaha menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan hidup masyarakat KSB, pemerintah juga memberikan dua kartu, yaitu kartu Pariri dan kartu Bariri.

“Nama kedua kartu ini sesuai dengan motto KSB pariri lema bariri,” terangnya.

Kartu Pariri untuk meningkatkan produktivitas masyarakat, kemudian khusus untuk Jaring Pengaman Sosial untuk penyandang cacat atau disabilitas dan lansia, setiap bulan pemerintah KSB memberikan Rp 250 ribu kepada lansia dan penyandang disabilitas.

Sedangkan untuk Bariri ini adalah bantuan pada sektor pertanian, nelayan, perternakan dan UMKM. Pada sektor-sektor itu pemerintah memberikan bantuan untuk meningkatkan usaha masyarakat.

Namun bantuan itu tidak serta merta langsung diterima, setiap yang menerima bantuan harus menabung 10 persen dari jumlah bantuan yang mereka terima.

“Mereka harus menabung terlebih dahulu sampai dengan jumlah 10 persen dari total bantuan, tabungan ini nantinya akan kembali kepada mereka juga,” katanya.

Ini salah satu cara pemerintah agar masyarakat berkomitmen dan belajar menabung, membayar untuk dirinya sendiri. Ini juga dipantau oleh para agen PDPGR.

Bupati juga mengatakan, Gotong Royong juga dirancang untuk Menghdapi bencana alam dan non alam, karena bencana ini jelas mengganggu kebutuhan dasar masyarakat, ini perlu gerakan massif termasuk juga dalam penanganan covid-19.

“Kalau di KSB, satu-satunya kabupaten yang tidak pernah menutup rumah ibadah selama covid-19, bahkan kalau tidak mendesak, dunia pendidikan saya tidak akan tutup,” katanya.

Karena permintaan berbagai macam pihak, rasa takut orang tua dan masyarakat sehingga sekolah di KSB ditutup setelah satu bulan Pandemi.

Tetapi pada prinsipnya, masyarakat KSB sudah terbiasa, apa yang diperintahkan dan menjadi arahan pemerintah, masyarakat mematuhinya seperti jaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun.

“Dalam menjaga jarak yang paling penting tidak bersentuhan, karena dalam setiap kesempatan tidak bisa dihindari jarak yang terlalu dekat dalam beraktivitas,” katanya.

Dalam mencegah dan menangani covid-19, peran agen PDPGR juga sangat terlihat, melalui agen pemerintah memantau pergerakan masyarakat yang melakukan perjalanan dari daerah terjangkit. Sehingga pencegahan penyebaran menjadi lebih maksimal.

“Bukan skala desa lagi, agen ini tersebar pada blok terkecil dari lingkungan atau RT di seluruh wilayah KSB,” terangnya.

“Masyarakat KSB, kalian memang warga yang sangat luar biasa. saya bangga dengan kalian semua, mari kita bersatu padu, kita jaga kebersamaan ini dan tetap taat terhadap protocol kesehatan Covid-19. Ini semata-mata untuk keselamatan generasi kita yang akan datang,” tutup Bupati.(SP)